10 Hewan yang Punah Karena Manusia: Dari Burung Dodo hingga Mamut
Sejarah alam telah mencatat banyak peristiwa kepunahan hewan di Bumi, dan sebagian besar di antaranya disebabkan oleh manusia. Mulai dari perburuan berlebihan, perusakan habitat, hingga perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia, hewan-hewan yang pernah menghuni planet ini pun akhirnya menghilang. Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 hewan yang punah karena ulah manusia, mulai dari burung dodo yang legendaris hingga mamut berbulu yang ikonik.
1. Burung Dodo
Burung dodo (Raphus cucullatus) adalah salah satu contoh paling terkenal dari hewan yang punah akibat manusia. Burung-yang tidak bisa terbang ini dulunya hidup di Pulau Mauritius, di Samudra Hindia. Burung dodo berukuran besar dan berjalan dengan lambat, membuatnya sangat rentan terhadap perburuan oleh manusia ketika mereka pertama kali tiba di pulau tersebut pada abad ke-16.
Selain perburuan, pendatang Eropa membawa serta hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan babi yang menghancurkan telur burung dodo. Akibat dari perburuan dan invasi spesies asing ini, burung dodo dinyatakan punah pada akhir abad ke-17, hanya sekitar 100 tahun setelah manusia pertama kali menjejakkan kaki di Mauritius.
2. Mamut Berbulu
Mamut berbulu (Mammuthus primigenius) adalah hewan raksasa yang hidup di era Pleistosen, bersama dengan manusia purba. Hewan ini terkenal dengan tubuhnya yang besar, gading melengkung, dan bulu tebal yang melindunginya dari suhu dingin.
Meskipun perubahan iklim juga berperan dalam kepunahan mamut, perburuan oleh manusia adalah salah satu faktor utama yang mempercepat hilangnya spesies ini. Manusia prasejarah memburu mamut untuk diambil dagingnya, kulitnya, dan tulangnya untuk membuat peralatan. Mamut berbulu terakhir diperkirakan punah sekitar 4.000 tahun yang lalu.
3. Harimau Tasmania
Harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus), juga dikenal sebagai serigala Tasmania atau thylacine, adalah marsupial karnivora yang hidup di Tasmania, Australia, dan Papua Nugini. Hewan ini memiliki bentuk tubuh mirip anjing dengan corak garis-garis pada bagian belakang tubuhnya, menyerupai harimau.
Kepunahan harimau Tasmania terjadi sebagian besar karena perburuan oleh manusia, yang menganggap hewan ini sebagai ancaman bagi ternak. Pada awal abad ke-20, pemerintah Tasmania bahkan memberikan hadiah bagi siapa saja yang membunuh harimau Tasmania. Pada 1936, harimau Tasmania terakhir yang di ketahui mati di kebun binatang Hobart, menjadikannya salah satu contoh nyata dari dampak perburuan berlebihan.
4. Merpati Penumpang
Merpati penumpang (Ectopistes migratorius) adalah spesies burung yang dulu sangat melimpah di Amerika Utara. Di perkirakan ada miliaran merpati penumpang yang terbang di langit pada abad ke-19, menjadikannya salah satu spesies burung paling banyak di dunia pada waktu itu.
Namun, perburuan yang di lakukan secara besar-besaran oleh manusia untuk di ambil dagingnya, di tambah dengan hilangnya habitat hutan yang terus berkurang, menyebabkan populasi merpati penumpang menurun drastis. Burung ini di nyatakan punah pada tahun 1914, ketika merpati penumpang terakhir yang di kenal, bernama Martha, mati di Kebun Binatang Cincinnati.
5. Aurochs
Aurochs (Bos primigenius) adalah nenek moyang dari sapi modern yang pernah hidup di Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Hewan ini memiliki ukuran besar dan di kenal sebagai hewan liar yang kuat. Aurochs sudah di buru oleh manusia sejak zaman prasejarah, namun penyebab utama kepunahannya adalah perburuan intensif dan hilangnya habitat akibat perluasan pertanian manusia.
Aurochs terakhir di perkirakan mati di Polandia pada tahun 1627. Meski punah, aurochs tetap di ingat karena peran pentingnya dalam sejarah peternakan dan domestikasi sapi.
6. Kura-kura Pinta
Kura-kura Pinta (Chelonoidis abingdonii) adalah spesies kura-kura raksasa yang hidup di Kepulauan Galápagos. Spesies ini terkenal karena anggotanya yang terakhir, bernama “Lonesome George”, yang hidup di Penangkaran Galápagos hingga kematiannya pada 2012.
Kepunahan kura-kura Pinta di sebabkan oleh perburuan oleh pelaut, yang menggunakan kura-kura sebagai sumber makanan selama perjalanan panjang. Selain itu, introduksi spesies invasif seperti kambing yang merusak habitat kura-kura di Galápagos juga berkontribusi pada menurunnya populasi spesies ini.
7. Quagga
Quagga (Equus quagga quagga) adalah subspesies zebra yang hidup di Afrika Selatan. Hewan ini memiliki corak belang hitam-putih seperti zebra di bagian depan tubuhnya, sementara bagian belakang tubuhnya tidak memiliki garis-garis, menjadikannya terlihat unik.
Quagga di buru secara intensif oleh manusia untuk di ambil kulitnya dan untuk membuka lahan bagi peternakan. Pada akhir abad ke-19, quagga terakhir mati di kebun binatang Amsterdam, dan spesies ini dinyatakan punah. Upaya untuk menghidupkan kembali quagga melalui rekayasa genetika kini sedang di lakukan, meskipun masih kontroversial.
8. Burung Great Auk
Great Auk (Pinguinus impennis) adalah burung besar yang tidak bisa terbang dan hidup di wilayah pesisir Atlantik Utara. Great Auk pernah menghuni perairan dingin Eropa dan Amerika Utara, namun mereka menjadi sasaran perburuan besar-besaran oleh manusia untuk di ambil bulu, telur, dan dagingnya.
Perburuan yang intensif serta hilangnya habitat menyebabkan kepunahan spesies ini. Great Auk terakhir di ketahui di bunuh oleh para pemburu pada tahun 1844 di sebuah pulau di lepas pantai Islandia.
9. Badak Hitam Afrika Barat
Badak hitam Afrika Barat (Diceros bicornis longipes) adalah salah satu subspesies badak hitam yang hidup di Afrika Tengah dan Barat. Subspesies ini mengalami kepunahan akibat perburuan liar yang intensif untuk mengambil cula badak, yang di anggap memiliki nilai tinggi di pasar gelap, terutama dalam pengobatan tradisional Asia.
Populasi badak hitam Afrika Barat mengalami penurunan drastis sepanjang abad ke-20, dan meskipun upaya konservasi di lakukan, spesies ini di nyatakan punah pada tahun 2011.
10. Sapi Laut Steller
Sapi Laut Steller (Hydrodamalis gigas) adalah mamalia laut besar yang hidup di perairan dingin sekitar Kepulauan Komandan, di dekat Alaska. Hewan ini pertama kali di temukan oleh penjelajah Jerman Georg Wilhelm Steller pada tahun 1741. Sapi laut ini memiliki ukuran yang sangat besar, dengan panjang mencapai 9 meter, dan bergerak lambat di laut, membuatnya mudah di buru.
Sapi Laut Steller di buru habis-habisan oleh manusia untuk di ambil daging dan minyaknya. Hanya 27 tahun setelah penemuannya, spesies ini di nyatakan punah pada tahun 1768, menjadikannya salah satu kepunahan tercepat yang di sebabkan oleh manusia.
Pelajaran dari Kepunahan Hewan
Kisah-kisah kepunahan hewan ini memberikan pelajaran penting bagi kita tentang dampak aktivitas manusia terhadap alam. Perburuan berlebihan, penggundulan hutan, perusakan habitat, serta perubahan iklim yang di picu oleh manusia telah menyebabkan hilangnya banyak spesies di Bumi. Saat ini, upaya konservasi sangat penting untuk melindungi spesies yang masih ada dari kepunahan lebih lanjut.
Organisasi internasional dan nasional terus berupaya untuk melindungi spesies-spesies yang terancam punah. Namun, kesadaran dan tindakan dari masyarakat umum juga sangat di butuhkan. Dengan mengurangi perburuan liar, mendukung program konservasi, dan menjaga keberlanjutan ekosistem, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang masih memiliki kesempatan untuk melihat dan menikmati keanekaragaman hayati Bumi.
Baca juga: Kawasaki ZX-25R 40th Anniversary: Meluncur di Indonesia
Kepunahan 10 hewan yang di bahas di atas adalah contoh nyata bagaimana manusia dapat mempengaruhi keberlangsungan kehidupan makhluk lain di Bumi. Burung dodo, mamut, hingga sapi laut Steller adalah beberapa spesies yang punah karena perburuan berlebihan, perubahan habitat, dan eksploitasi oleh manusia. Ke depan, kita harus belajar dari sejarah ini dan berupaya melindungi makhluk hidup lain yang masih ada agar mereka tidak mengikuti jejak spesies-spesies yang telah hilang.